Download Makalah Prinsip-Prinsip Mengelola Kelas
Inilah 13 Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas
1. Prinsip Aktivitas Dalam Mengelola Kelas
Belajar yang berhasil adalah belajar yang melalui berbagai macam aktivitas. Baik aktivitas fisik maupun psikis.
Aktivitas fisik yaitu peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.
Aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.
Prinsip aktivitas didasarkan pada pandangan psikologis bawha, segala pengetahuanharus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri. Belajar adalah suatu proses dimana pesera didik harus aktif.
a. Untuk membangkitkan keaktifan jiwa peserta didik guru perlu :
- Memajukan pertanyaan dan membimbing diskusi peserta didik
- Memberi tugas tugas untuk memecahkan masalah, menganalisis dan mengambil keputusan
- Menyelenggarakan berbagai percobaan
b. Untuk Membangkitkan jasmani peserta didik guru perlu :
- Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan
- Mengadakan pameran, karyawisata dan sebagainya
2. Prinsip Motivasi Dalam Mengelola Kelas
Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik / pelajar yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.
Motivasi memiliki fungsi :
- Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat
- Memsatkan perhatian peserta didik
- Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan panjang.
Cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, memberikan kesempatan untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu.
Motivasi ada dua yaitu
a. Motivasi Internal (Motivasi yang timbu dari dalam dirinya sendiri)
b. Motivasi eksternal (Motivasi yang timbul dari luar)
Ada dua motif sebab siswa untuk belajar menurut S. Nasution
a. Belajar karena keinginan untuk mengetahuinya
b. Belajar supaya dapat angka yang baik, naik kelas dan sebagainya
3. Prinsip Individualitas Dalam Mengelola Kelas
Setiap guru hendaknya selalu memperhatikan dan memahami serta berupaya menyesuaikan bahan pelajaran dengan keadaan peserta didiknya, baika yang menyangkut perbedaan usia, bakat, kemampuan, intelegensia, perbedaan pisik, watak dan sebagainya.
Dasar psikologis, mengapa prinsip individualitas harus diperhatikan :
- Setiap individu mempunyai sifat, bakat dan kemampuan berbeda
- Setiap individu mempunyai cara belajar menurut caranya sendiri
- Setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda
- Setiap individu membutuhkan bimbingan khusus dalam menerima pelajaran
- Setiap individu mempunyai irama pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda
Empat cara untuk menyesuaikan pelajaran dengan kesanggupan individu menurut S. Nasution :
- Pengajaran individual peserta didik menerima tugas diselesaikan menurut kecepatan masing-masing
- Tugas Tambahan
- Pengajaran proyek (Sesuai dengan minat dan kesanggupan)
- Pengelompokan menurut kesanggupan (Siswa dikelompokkan yang mempunyai kesanggupan yang sama)
4. Prinsip Lingkungan Dalam Mengelola Kelas
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri individu, adapun lingkungan pengajaran merupakan segala apa yang mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai sumber pengajaran atau sumber belajar.
Ada dua macam cara menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar :
- Membawa peserta didik dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran (karyawiasata, interviews, survey, camping dan sebagainya)
- Membawa sumber dari masyarakat / lingkungan untuk kepentingan pelajaran (resources person, benda-benda, pameran atau koleksi)
Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip lingkungan :
- Memberi pengetahuan tentang lingkungan
- Mengusahakan agar alay yang digunakan berasal dari lingkungan
- Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan penyelidikan sesuai dengan kemampuannya.
5. Prinsip Konsentrasi Dalam Mengelola Kelas
Pada saat proses pengajaran berlangsung seharusnya guru berupaya agar peserta didik memusatkan perhatiannya (Konsentrasi). Perhatian sebagai modus, tempat berlangsungnya aktivitas.
Dengan adanya fokus (pusat) perhatian atau konsentrasi maka
- Akan membangkitkan minat dan perhatian peserta didik
- Dapat mengorganisasi bahan pelajaran
- Dapat memberikan struktur bahan pelajaran
6. Prinsip Kebebasan Dalam Mengelola Kelas
Setiap peserta didik harus dapat mengembangkan diri dengan bebas. Untuk itu mereka harus dibimbing sedemikian rupa hingga mereka sanggup mandiri.
7. Prinsip Peragaan Dalam Mengelola Kelas
Peragaan meliputi semua pekerjaan panca indra yang bertujuan untuk mencapai / memiliki pengertian pemahaman sesuatu hal secara lebih tepat dengan alat-alat indra. Untuk memiliki sesuatu kesan yang terang dari peragaan maka individu harus mengamati bendanya tidak terbatas pada luarnya saja, tetapi harus sampai pada macam seginya, dianalisis, disusun, dikomparasikan sehingga dapat memperoleh gambaran yang lengkap.
Ada dua macam peragaan yaitu :
- Peragaan Langsung
Memperlihatkan bendanya sendiri, mengadakan percobaan-percobaan yang dapat diamati peserta didik. Misal membawa ke labor, pabrik atau sebagainya
- Peragaan Tak Langsung
Dengan menunjukkan benda-benda tiruan. Misal foto, gambar dan film.
8. Prinsip Kerjasama Dan Persaingan Dalam Mengelola Kelas
Jean D. Grambs berpendapat bahwa dalam pengajaran disekolah yang demokratis, baik kerjasama maupun persaingan sama pentingnya. Hanya saja persaingan yang dimaksud bukan bertujuan untuk memperoleh hadiah atau kenaikan tingakt tetapi untuk mencapai hasil yang lebih tinggi atau pemecahan masalah yang dihadapi kelompok.
Untuk membentuk individu peserta didik menjadi manusia yang demokratis guru harus menekankan pelaksanaan kerjasama atau kerja kelompok. Proses kelompok memiliki 2 ciri utama yaitu : Peran serta individu dalam segala kegiatan dan kerjasama antar individu dalam kelompok. Tetapi, didalamnya mungkin juga akan timbul persaingan. Persaingan disini akan timbul secara sehat dan baik, jika sebelumnya individu mendapat arahan.
Ada dua jenis kerja kelompok menurut William Burton :
- Kerja kelompok untuk memecahka suatu proyek atau masalah dengan langkah-langkah :
Merasa ada / timbul masalah, Identifikasi dan analisis masalah, Diseminasi tugas, Aktivitas kelompok, Penyelidikan oleh kelompok, konklusi
- Diskusi kelompok, untuk memecahkan suatu masalah yang menimbulkan berbagai pendapat.
Setiap pengajaran, guru hendaknya berupaya menciptakan suasana sosial yang membangkitkan kerjasama diantara peserta didik dalam menerima pelajaran sehingga pegajaran terlaksana lebih efektif dan efisien.
9. Prinsip Apersepsi Dalam Mengelola Kelas
Apersepsi adalah suatu penafsiran buah pikiran, yaitu menyatupadukan dan mengasimilasi sesuatu pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki. Apersepsi sering disebut “Batu Loncatan”, maksudnya sebelum pengajaran dimulai untuk menyajikan bahan pelajaran baru, guru diharapkan dapat menghubungkan lebih dahulu bahan pelajaran dengan bahan sebelumnya yang menurut guru telah dukuasai dengan baik. Baik melalui pertanyaan apakan siswa masih ingat/lupa, sudah dikuasai atau belum.
Apersepsi itu dapat membangkitkan minat dan perhatian terhadap sesuatu pengajaran. Maka pengajaran harus dibangun melalui pengetahuan, sikap dan skill yang telah ada.
10. Prinsip Korelasi Dalam Mengelola Kelas
Korelasi (saling berkaitan) akan melahirkan asosiasi dan apersepsi sehingga akan tumbuh dan bangkit minat peserta didik terhadap pengajaran. Pengajaran yang dihubungkan dengan masalah-masalah kehidupan keseharian individu maupun dihubungkan dengan bidang-bidang lain yang bisa dikaitkan akan menjadikan sesuatu yang baru dan berguna bagi peserta didik.
11. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas Dalam Mengelola Kelas
Suatu pengajaran yang baik adalah apabila didalam proses pengajaran itu menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat membuahkan hasil (tujuan instrusional) secara tepat dan cermat serta optimal. Dengan penggunaan waktu pengajaran yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif. Karenanya, ketepatan menerapkan metode dan penggunaan pengajaran berperaga perlu diperhatikan oleh para guru.
12. Prinsip Globalitas Dalam Mengelola Kelas
Menurut prinsip globalitas bahwa keseluruhan adalah menjadi titik awal pengajaran. Peserta didik selalu mengamati keseluruhan lebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya. Disini pendekatan deduktiflah yang dutekankan yaitu mengenalkan pengajaran kepada peserta didik dari pengertian / penjelasan umum kepada yang khusus. Dari yang global kepada yang spesifik.
13. Permainan Dan Hiburan Dalam Mengelola Kelas
Peserta didik hendaknya diizinkan bermain, refreshing, menghibur diri dan sebagainya untuk mengendorkan saraf-saraf yang kencang/tegang, menghindarkan kebosanan, menghilangkan kelelahan asalkan semua itu memiliki manfaat bagi peserta didik dan bagi kelangsungan dan kelancaran aktivitas pengajaran, sebatas kewajaran.
Inilah 13 Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas
1. Prinsip Aktivitas Dalam Mengelola Kelas
Belajar yang berhasil adalah belajar yang melalui berbagai macam aktivitas. Baik aktivitas fisik maupun psikis.
Aktivitas fisik yaitu peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.
Aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.
Prinsip aktivitas didasarkan pada pandangan psikologis bawha, segala pengetahuanharus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri. Belajar adalah suatu proses dimana pesera didik harus aktif.
a. Untuk membangkitkan keaktifan jiwa peserta didik guru perlu :
- Memajukan pertanyaan dan membimbing diskusi peserta didik
- Memberi tugas tugas untuk memecahkan masalah, menganalisis dan mengambil keputusan
- Menyelenggarakan berbagai percobaan
b. Untuk Membangkitkan jasmani peserta didik guru perlu :
- Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan
- Mengadakan pameran, karyawisata dan sebagainya
2. Prinsip Motivasi Dalam Mengelola Kelas
Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik / pelajar yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.
Motivasi memiliki fungsi :
- Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat
- Memsatkan perhatian peserta didik
- Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan panjang.
Cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, memberikan kesempatan untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu.
Motivasi ada dua yaitu
a. Motivasi Internal (Motivasi yang timbu dari dalam dirinya sendiri)
b. Motivasi eksternal (Motivasi yang timbul dari luar)
Ada dua motif sebab siswa untuk belajar menurut S. Nasution
a. Belajar karena keinginan untuk mengetahuinya
b. Belajar supaya dapat angka yang baik, naik kelas dan sebagainya
3. Prinsip Individualitas Dalam Mengelola Kelas
Setiap guru hendaknya selalu memperhatikan dan memahami serta berupaya menyesuaikan bahan pelajaran dengan keadaan peserta didiknya, baika yang menyangkut perbedaan usia, bakat, kemampuan, intelegensia, perbedaan pisik, watak dan sebagainya.
Dasar psikologis, mengapa prinsip individualitas harus diperhatikan :
- Setiap individu mempunyai sifat, bakat dan kemampuan berbeda
- Setiap individu mempunyai cara belajar menurut caranya sendiri
- Setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda
- Setiap individu membutuhkan bimbingan khusus dalam menerima pelajaran
- Setiap individu mempunyai irama pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda
Empat cara untuk menyesuaikan pelajaran dengan kesanggupan individu menurut S. Nasution :
- Pengajaran individual peserta didik menerima tugas diselesaikan menurut kecepatan masing-masing
- Tugas Tambahan
- Pengajaran proyek (Sesuai dengan minat dan kesanggupan)
- Pengelompokan menurut kesanggupan (Siswa dikelompokkan yang mempunyai kesanggupan yang sama)
4. Prinsip Lingkungan Dalam Mengelola Kelas
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri individu, adapun lingkungan pengajaran merupakan segala apa yang mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai sumber pengajaran atau sumber belajar.
Ada dua macam cara menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar :
- Membawa peserta didik dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran (karyawiasata, interviews, survey, camping dan sebagainya)
- Membawa sumber dari masyarakat / lingkungan untuk kepentingan pelajaran (resources person, benda-benda, pameran atau koleksi)
Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip lingkungan :
- Memberi pengetahuan tentang lingkungan
- Mengusahakan agar alay yang digunakan berasal dari lingkungan
- Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan penyelidikan sesuai dengan kemampuannya.
5. Prinsip Konsentrasi Dalam Mengelola Kelas
Pada saat proses pengajaran berlangsung seharusnya guru berupaya agar peserta didik memusatkan perhatiannya (Konsentrasi). Perhatian sebagai modus, tempat berlangsungnya aktivitas.
Dengan adanya fokus (pusat) perhatian atau konsentrasi maka
- Akan membangkitkan minat dan perhatian peserta didik
- Dapat mengorganisasi bahan pelajaran
- Dapat memberikan struktur bahan pelajaran
6. Prinsip Kebebasan Dalam Mengelola Kelas
Setiap peserta didik harus dapat mengembangkan diri dengan bebas. Untuk itu mereka harus dibimbing sedemikian rupa hingga mereka sanggup mandiri.
7. Prinsip Peragaan Dalam Mengelola Kelas
Peragaan meliputi semua pekerjaan panca indra yang bertujuan untuk mencapai / memiliki pengertian pemahaman sesuatu hal secara lebih tepat dengan alat-alat indra. Untuk memiliki sesuatu kesan yang terang dari peragaan maka individu harus mengamati bendanya tidak terbatas pada luarnya saja, tetapi harus sampai pada macam seginya, dianalisis, disusun, dikomparasikan sehingga dapat memperoleh gambaran yang lengkap.
Ada dua macam peragaan yaitu :
- Peragaan Langsung
Memperlihatkan bendanya sendiri, mengadakan percobaan-percobaan yang dapat diamati peserta didik. Misal membawa ke labor, pabrik atau sebagainya
- Peragaan Tak Langsung
Dengan menunjukkan benda-benda tiruan. Misal foto, gambar dan film.
8. Prinsip Kerjasama Dan Persaingan Dalam Mengelola Kelas
Jean D. Grambs berpendapat bahwa dalam pengajaran disekolah yang demokratis, baik kerjasama maupun persaingan sama pentingnya. Hanya saja persaingan yang dimaksud bukan bertujuan untuk memperoleh hadiah atau kenaikan tingakt tetapi untuk mencapai hasil yang lebih tinggi atau pemecahan masalah yang dihadapi kelompok.
Untuk membentuk individu peserta didik menjadi manusia yang demokratis guru harus menekankan pelaksanaan kerjasama atau kerja kelompok. Proses kelompok memiliki 2 ciri utama yaitu : Peran serta individu dalam segala kegiatan dan kerjasama antar individu dalam kelompok. Tetapi, didalamnya mungkin juga akan timbul persaingan. Persaingan disini akan timbul secara sehat dan baik, jika sebelumnya individu mendapat arahan.
Ada dua jenis kerja kelompok menurut William Burton :
- Kerja kelompok untuk memecahka suatu proyek atau masalah dengan langkah-langkah :
Merasa ada / timbul masalah, Identifikasi dan analisis masalah, Diseminasi tugas, Aktivitas kelompok, Penyelidikan oleh kelompok, konklusi
- Diskusi kelompok, untuk memecahkan suatu masalah yang menimbulkan berbagai pendapat.
Setiap pengajaran, guru hendaknya berupaya menciptakan suasana sosial yang membangkitkan kerjasama diantara peserta didik dalam menerima pelajaran sehingga pegajaran terlaksana lebih efektif dan efisien.
9. Prinsip Apersepsi Dalam Mengelola Kelas
Apersepsi adalah suatu penafsiran buah pikiran, yaitu menyatupadukan dan mengasimilasi sesuatu pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki. Apersepsi sering disebut “Batu Loncatan”, maksudnya sebelum pengajaran dimulai untuk menyajikan bahan pelajaran baru, guru diharapkan dapat menghubungkan lebih dahulu bahan pelajaran dengan bahan sebelumnya yang menurut guru telah dukuasai dengan baik. Baik melalui pertanyaan apakan siswa masih ingat/lupa, sudah dikuasai atau belum.
Apersepsi itu dapat membangkitkan minat dan perhatian terhadap sesuatu pengajaran. Maka pengajaran harus dibangun melalui pengetahuan, sikap dan skill yang telah ada.
10. Prinsip Korelasi Dalam Mengelola Kelas
Korelasi (saling berkaitan) akan melahirkan asosiasi dan apersepsi sehingga akan tumbuh dan bangkit minat peserta didik terhadap pengajaran. Pengajaran yang dihubungkan dengan masalah-masalah kehidupan keseharian individu maupun dihubungkan dengan bidang-bidang lain yang bisa dikaitkan akan menjadikan sesuatu yang baru dan berguna bagi peserta didik.
11. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas Dalam Mengelola Kelas
Suatu pengajaran yang baik adalah apabila didalam proses pengajaran itu menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat membuahkan hasil (tujuan instrusional) secara tepat dan cermat serta optimal. Dengan penggunaan waktu pengajaran yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif. Karenanya, ketepatan menerapkan metode dan penggunaan pengajaran berperaga perlu diperhatikan oleh para guru.
12. Prinsip Globalitas Dalam Mengelola Kelas
Menurut prinsip globalitas bahwa keseluruhan adalah menjadi titik awal pengajaran. Peserta didik selalu mengamati keseluruhan lebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya. Disini pendekatan deduktiflah yang dutekankan yaitu mengenalkan pengajaran kepada peserta didik dari pengertian / penjelasan umum kepada yang khusus. Dari yang global kepada yang spesifik.
13. Permainan Dan Hiburan Dalam Mengelola Kelas
Peserta didik hendaknya diizinkan bermain, refreshing, menghibur diri dan sebagainya untuk mengendorkan saraf-saraf yang kencang/tegang, menghindarkan kebosanan, menghilangkan kelelahan asalkan semua itu memiliki manfaat bagi peserta didik dan bagi kelangsungan dan kelancaran aktivitas pengajaran, sebatas kewajaran.